Sebuah komunitas dengan nama 'sahabat sedekah' mengadakan acara buka bersama dan menghibur serta santunan kpd para santri yatim piatu dhuafa muallaf rumah harapan tapos.
Semoga allah senantiasa melimpahkan keberkahan buat para dermawan segala usahanya di lancarakan oleh allah swt keluarganya di jadikan keluarga yang sakinah dunia akhirat aamiin
salam satu aspal berbagi berkah....berkah...berkah...hanya allah yang tau bagaimana perjuangan mereka mencari rezeki untuk berbagi ke bahagian bersama anak2 di bulan yg penuh keberkahan ini . Semoga allah memberikan keberkahan selalu.segala usahanya di lancarkan dan apa yang mereka keluarkan di di balas oleh allah dengan balasan yang berlipat ganda aamiin . #salamsatuaspal #grabberbagiituindah
Rumah Harapan Tapos merupakan lembaga sosial nirlaba yg bergerak di bidang pendidikan dan Pengasuhan Yatim piatu dhu'afa serta muallaf yang berkonsentrasi mendidik dan mengasuh serta membekali anak asuhnya dengan menitikberatkan pada 3 hal utama selain pendidikan formal yakni ; pendidikan budi pekerti (akhlaq), tahfizul Quran, dan juga kewirausahaan.
Hal ini diambil oleh yayasan karena kami memahami peranan penting pendidikan formal yg disertai dengan pendidikan akhlaq, tahfizul Quran, dan kewirausahaan sejak dini bagi generasi muda Islam dan dengan mengusung semangat da’wah, dalam bidang pendidikan maka kami saat ini sedang berupaya membangun Pondok Pesantren Yatim Penghafal Al-Quran
Sebagai bentuk kesungguhan pembangunan Pondok Pesantren Yatim Penghafal al- Quran, pada tahap pertama ini kami telah memulai dengan melakukan pembebasan tanah seluas 1.600 m2 yang diperuntukan bagi pembangunan asrama dan pesantren. lokasi tanah ada di Banjaran Pucung Rt. 01/07 Kelurahan Cilangkap Kecamatan Tapos Kota Depok Jawa Barat
Untuk mendukung terlaksananya program perluasan tersebut maka Pihak Pengasuh Yayasan Panti Rumah Harapan Tapos melakukan crowd funding melalui kitabisa.com, yang diperuntukkan bagi masyarakat yang tergerak untuk membantu meningkatkan dan menjaga kualitas generasi muslim.
Cukup dengan infaq Tiga Puluh Dua Ribu Rupiah (Rp. 32.000,-) kita sudah ikut mendukung dakwah Yayasan Rumah Harapan Tapos, kita juga ikut memfasilitasi :
✓ Rumah tinggal untuk Yatim piatu dhuafa dan muallaf.
✓Rumah Tahfiz
✓Shalat 5 Waktu dan sholat sunnah.
✓ Kajian Tadabbur Qur'an
✓ Bimbingan Baca Qur'an
✓ Pendidikan Bekal kemandirian kewirausahaan.
✓ Pembinaan Generasi Qur'ani
✓ Program Kepedulian Sosial
✓ dan masih banyak lagi majelis ilmu dan zikir yg dilaksanakan di tempat ini.
Insyaa Allah jika ada seratus ribu insan menyisihkan Tiga Puluh Dua Ribu Rupiah (Rp 32.000,-) dari gaji/tabungannya, akan terkumpul dana Rp. 3,2Miliar, untuk pelunasan Pembebasan tanah dan Gedung untuk Pesantren Yatim Penghafal Qur'an di akhir Juni 2018.
Kitapun bisa berinfaq lebih dari Tiga Puluh Dua Ribu Rupiah (Rp 32.000,-) disini.
Dengan adanya ini semua, diharap semakin mempermudah dan memotivasi kita untuk terus beramal dan berinfaq di jalan-Nya. Semakin banyak harta yang kita belanjakan di jalan Allah, maka pasti semakin banyak pula penggantiannya dari Allah Azza wa Jalla. Amin.
Sesungguhnya Allah SWT telah menjanjikan, jika manusia mau bersedekah, maka Allah pasti akan menggantinya dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) kali lipat. Sebagaimana tertulis di dalam Al-Quran Surat: 6, Ayat: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Quran Surat: 2, Ayat: 261, Allah menjanjikan balasan sampai 700 x lipat.
Sangat besar harapan kami, atas partisipasi Bapak/Ibu untuk ikut mencetak generasi Islam yang lebih tangguh.
Akhirnya kepada Alloh SWT, kita memohon taufiq dan hidayah-Nya. Semoga Rencana ini terlaksana dan mendapat ridho dan rahmat-Nya. Amiin Ya Robal Alamiin.
KASYFUL ANWAR AY S.PD
Pengasuh Yayasan Panti Rumah Harapan Tapos
Jl. Banjaran Pucung No.42, Cilangkap, Tapos,
Kota Depok, Jawa Barat 16458
Luangkanlah waktu anda 5 menit membaca kisah ini dan ambil lah pelajaran darinya.
Pada zaman dahulu ada seorang ahli ibadah bernama Abu bin Hasyim yang kuat sekali tahajudnya.
Hampir bertahun-tahun dia tidak pernah meninggalkan solat tahajud.
Pada suatu malam ketika hendak mengambil wudhu untuk tahajud, Abu dikejutkan oleh kehadiran satu makhluk yang duduk di tepi telaganya.
Abu bertanya, “Wahai hamba Allah, siapakah Engkau?”
Sambil tersenyum, makhluk itu berkata; “Aku Malaikat utusan Allah".
Abu Bin Hasyim terkejut sekaligus bangga kerana telah didatangi oleh malaikat yang mulia.
Abu lalu bertanya, “Apa yang sedang kamu lakukan di sini?”
Malaikat itu menjawab, “Aku disuruh mencari hamba pencinta Allah.”
Melihat Malaikat itu memegang sebuah kitab tebal, Abu lalu bertanya;
“Wahai Malaikat, buku apakah yang engkau bawa?”
Malaikat menjawab; “Di dalamnya terdapat kumpulan nama hamba-hamba pencinta Allah.”
Mendengar jawapan Malaikat, Abu bin Hasyim berharap dalam hati moga-moga namanya ada di situ.
Maka ditanyalah kepada Malaikat. “Wahai Malaikat, adakah namaku di situ ?”
Abu menjangka namanya ada di dalam buku itu, kerana amalan ibadahnya yang tidak putus-putus, selalu mengerjakan solat tahajud setiap malam, berdo’a dan juga bermunajat kepada Allah SWT di sepertiga malam, setiap hari.
“Baiklah, biar aku lihat,” kata Malaikat sambil membuka kitab besarnya. Dan, ternyata Malaikat itu tidak menemukn nama Abu bin Hasyim di dalamnya.
Tidak percaya, Abu meminta Malaikat mencari sekali lagi.
“Betul... namamu tidak ada di dalam buku ini!” kata Malaikat.
Abu bin Hasyim pun gementar dan jatuh tersungkur di depan Malaikat.
Dia menangis semahunya.
“Rugi sekali diriku yg selalu tegak berdiri di setiap malam dalam tahajud dan munajat, tetapi namaku tidak masuk dalam golongan para hamba pencinta Allah,” ratapnya.
Melihat itu, Malaikat berkata, “Wahai Abu bin Hasyim! Bukan aku tidak tahu engkau bangun setiap malam ketika yang lain tidur, engkau mengambil air wudhu dan menahan kedinginan ketika orang lain terlelap dalam kehangatan buaian malam.
Tapi tanganku dilarang Allah menulis namamu.”
“Apakah gerangan yang menjadi penyebabnya?” tanya Abu bin Hasyim.
“Engkau memang bermunajat kepada Allah, tapi engkau pamerkan dengan rasa bangga ke mana-mana.
Engkau asyik beribadah memikirkan diri sendiri. Sedang di kanan kirimu ada orang sakit, ada orang lapar, ada orang sedang sedih, tidak engkau tengok tidak engkau ziarah.
Mereka itu mungkin ibumu, mungkin adik beradikmu, mungkin sahabatmu, malah mungkin juga cuma saudara seagama denganmu, atau mungkin cuma sekadar mereka menjadi tetanggamu.
Tidak engkau peduli pada mereka, kenapa?
Bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba pencinta Allah kalau engkau sendiri tidak pernah mencintai hamba-hamba yang diciptakan Allah?” kata Malaikat itu.
Abu bin Hasyim seperti disambar petir di siang hari.
Dia tersedar hubungan ibadah manusia tidaklah hanya kepada Allah semata (hablumminAllah), tetapi juga kepada sesama manusia (hablumminannas) dan juga kepada alam.
_*JANGAN BANGGA DENGAN BANYAKNYA SOLAT, PUASA, DAN ZIKIR KERANA ITU SEMUA BELUM MEMBUAT ALLAH SENANG !!!*_
_*``TAHU APA YANG MEMBUAT ALLAH SENANG?*_
*_Nabi Musa: Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yang membuat Engkau senang?_*
*_Allah SWT:_*
*_SOLAT? Solat mu itu untukmu sendiri, kerana dengan mengerjakan solat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan mungkar._*
*_ZIKIR? Zikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang._*
*_PUASA? Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri._*
*_Nabi Musa : Lalu apa yang membuat Mu senang Ya Allah?_*
*_Allah SWT: SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIK-mu._*
_Itulah yang membuat AKU senang, kerana tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir di sampingnya. ---Dan AKU akan mengganti dengan ganjaran 700 kali (Al-Baqarah 261-262)---_
*_Saudara-Saudara, jika kamu sibuk dengan ibadah ritual dan bangga akan itu... maka itu tandanya kamu hanya mencintai dirimu sendiri, bukan Allah._*
*_Tapi, bila kau berbuat baik dan berkorban untuk orang lain... maka itu tandanya kau mencintai Allah dan tentu Allah senang dengannya._*
*_Buatlah Allah senang maka Allah akan limpahkan rahmat-Nya dengan membuat hidup kita lapang dan bahagia_*
*(Dikutip dari Kitab Mukasyafatul Qulub Karya Imam Al Ghazali)*
Saudaraku seiman, sebarkanlah ilmu ini agar ilmu kita semakin barokah.